nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Rapat Kerja Nasional (Rakenas) Kementerian Agama 2017 ini adalah forum tahunan. Untuk konteks 2017 ini, lebih kita tekankan pada isu-isu strategis terkait dengan dinamika perkembangan yang ada dan harapan-harapan umat beragama terhadap Kementerian Agama. Maka ada beberapa isu strategis yang akan kita lebih kukuhkan melalui Rakernas ini, yaitu: 

Pertama, bagaimana layanan bermartabat itu bisa semakin dekat kepada umat. Menurutnya, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), pelayanan berbasis online, e-goverment itu akan semakin kita gencarkan karena sejak tahun lalu kita sudah mulai mengembangkan layanan ini. 

• Menag Minta Pengembangan Struktur Organisasi Pertimbangkan Perubahan Budaya Kerja
• Persiapan Akademik UIII Terus Dibahas
• Tutup MHQH 11, Menag Kupas Milenial dan Akhlak Quran
• Menag Ajak GMKI terus Promosikan Tenggangrasa dan Toleransi
• Sentil Ditjen Pendis, Menag: Kalau Semata Kerja Mekanis, Mesin Lebih Baik

"Jadi tidak hanya transparansi dan akuntabilitas yang akan kita wujudkan, tapi juga upaya untuk mendekatkan kepada umat," ujar Menag saat membuka Rakernas Kemenag 2017 di Jakarta.

Kedua, beberapa hal terkait isu nasional. Bagaimana agar layanan keagamaan melalui rumah-rumah ibadah, tokoh agama ini bisa lebih mengedepankan moderasi agama. Sebab hanya dengan paham keagamaan yang modrat sajalah maka nilai-nilai keagamaan yang selama ini diwariskan para pendahulu dalam ikut menjaga ke-Indonesiaan kita ini, bisa kita jaga, pelihara, rawat dan kembangkan di masa mendatang 

Ketiga, menitiktekankan program berbasis riset. Penelitian-penelitian akan kita lebih kembangkan, survei secara periodik untuk melihat peta perkembangan dinamika umat beragama di Indonesia sehingga program-program yang dirancang Kemenag itu betul-betul dalam rangka menjawab harapan dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Keempat, bagaimana program besar yang selama ini masih menjadi pekerjaan Kemenag (bisa diselesaikan). 

"Misalnya yang terkait dengan inpassing, sertifikasi guru. Ini kerja besar yang tidak bisa selesai dalam satu dua tahun, tapi secara kontinyu harus berkelanjutan," ucap Menag. (p/ab)